Tak Kan Terganti . . .

Standard

Pada postingan kali ini saya ingin menceritakan sebuah kisah. Kisah ini bukan sekedar fiktif belaka, melainkan sebuah kisah nyata. Ini adalah kisah tentang betapa besarnya perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anaknya. Ini adalah kisah bagaimana aku dilahirkan ke dunia ini, tempat dimana aku tumbuh dan dibesarkan.
Kisah ini berawal sekitar 20 tahun yang lalu . . . . . . . . .


Tepat tanggal 5 januari 1990 berlangsunglah sebuah acara pernikahan yang mempersatukan seorang dara keturunan Arab dengan seorang pemuda asli Jawa Barat ( mereka adalah ayah dan ibuku ^_^). Setelah 2 bulan pernikahan mereka, diketahui ibuku tengah hamil. Mengetahui hal tersebut lengkaplah sudah kebahagiaan mereka. Berbagai macam persiapan mereka lakukan untuk menyambut kehadiranku. Setiap detik demi detik menunggu kehadiranku hanya kebahagiaan yang mereka rasakan. Namun semua kebahagiaan itu berubah menjadi kekhawatiran dan kecemasan ketika kandungan ibuku berusia 6 bulan. Saat itu kandungan ibuku mulai membesar dan bobot kandungan beliaupun semakin bertambah. Akibat hal tersebut, ibuku yang notabene memiliki penyakit asma terserang sesak napas dengan frekuensi kambuh yang lebih sering dari  biasanya. Keadaan tersebut membuat ibuku harus menjalani perawatan intensif. Selama satu minggu menjalani perawatan, keadaan ibuku semakin membaik dan dibolehkan untuk beristirahat di rumah. Namun diluar dugaan, hanya berselang satu minggu ibuku harus kembali menjalani perawatan karena sesak napas yang dideritanya. Hal tersebut terjadi terus-menerus sampai usia kandungan ibuku menginjak 8 bulan. Selama itu, ibuku terus bertahan dan terus berjuang demi menjaga diriku yang saat itu berada dalam kandungannya. Penderitaan ibuku tidak berhenti sampai disitu. Ketika kandungan ibuku berusia 8 bulan, beliau berada dalam keadaan kritis sehingga dokter menyarankan agar aku segera dilahirkan karena kalau tidak dikhawatirkan aku tidak bisa diselamatkan karena overdosis akibat banyaknya obat-obatan yang masuk kedalam tubuh ibuku. Akhirnya demi menginginkan kehadiranku, ibuku menjalani proses persalinan. Dengan proses persalinan yang singkat, tepat tanggal 20 oktober 1990 pkl. 05.30 wib lahirlah aku dalam keadaan prematur. Karena keadaanku yang berbeda dari bayi-bayi pada umumnya, akhirnya aku harus menjalani perawatan dalam tabung inkubator. Sungguh tak bisa ku bayangkan bagaimana perasaan ibuku saat itu. Buah hati yang begitu ia nantikan kehadirannya, yang seharusnya bisa langsung beliau dekap namun kini beliau hanya bisa memandangi tubuh permata hatinya yang terbaring lemah dalam sebuah tabung inkubator. Setelah satu minggu menjalani perawatan, organ-organ tubuhku mulai berfungsi dengan normal layaknya seorang bayi kebanyakan.
Waktu demi waktu berlalu, tahun demi tahun berganti, tumbuhlah aku sebagai seorang gadis yang beranjak dewasa. Namun, sampai saat ini rasanya semua hal yang aku lakukan untuk beliau belum bisa mengganti semua pengorbanan yang beliau lakukan dan ku yakin sampai kapanpun semua itu tak kan pernah bisa tergantikan. Semua ibu di dunia ini adalah manusia berhati malaikat. Seorang yang tak pernah meminta balasan atas setiap hal yang ia lakukan.
Kelak, aku juga akan menjadi seorang ibu. Ketika tiba saatnya nanti, aku akan berusaha menjadi seorang ibu yang terbaik sepertimu. . . . . .
I Love You, Mama …
Cintamu kan slalu ada di tiap hela napasku …
Kasihmu kan tetap utuh disepanjang hidupku …

2 thoughts on “Tak Kan Terganti . . .

Leave a comment